Senin, 23 Januari 2017

sejarah PERGURUAN SILAT BUDHI SUCI KAB. TANJUNG JABUNG BARAT

 


A.       SEJARAH  UMUM  PERGURUAN PENCAK SILAT  BUDHI SUCI

Adalah Pembaruan dari “Pencak Budi Suci” atau “pencak Tohirotul Amal” yang mengalami proses pematangan dan penyempurnaan dalam kurun waktu yang panjang, mulai jaman kerajaan hingga jaman sekarang, yang sejarah singkatnya akan kami uraikan dalam paragraf berikutnya, Persatuan Beladiri Budi Suci adalah perguruan pencak silat yang menjujung tinggi Perdamaian dan kemanusiaan, menolak adanya penindasan dan penjajahan, serta bertujuan menumbuhkan karakter atau kepribadian anak bangsa yang berjiwa kesatria dan bijaksana. Yang saat ini PBBS banyak diikuti oleh para pelajar,anggota kesatuan TNI ABRI dan POLRI.

Pertama kali di gagas oleh salah satu anggota wali songo Syeh Magribi alias Syeh Abdurrosyid alias Sunan Gresik dengan nama Pencak (Silat) Tohirotul Amali (Angan-angan yang Suci), yang mengajarkan dan mengembangkan khasanah budaya asli Nusantara berupa seni beladiri atau pencak silat yang dipadukan dengan gerakan dan amalan Karomatul Auliya’ dari arab saudi serta warisan sunnah Rosulullah SAW. karena kita tahu bahwa perjuangan Islam semasa Rosulullah masih hidup, sering diwarnai dengan peperangan dengan memakai senjata tajam dan beladiri tangan kosong.

Warga Pencak Tohirotul Amali kemudian banyak memperkuat pasukan tempur kerajaan Giri Kedaton dan pada tanggal 09 September 1402 berganti nama menjadi BUDI SUCI yang di naungi Sunan Giri, dan bersama-sama pasukan Tawon pimpinan Sunan Kalijaga, BUDI SUCI juga pernah bergabung dengan Pasukan walisongo di bawah komando Kerajaan Demak Bintoro yang di Pimpin oleh Raden Fatah untuk menaklukkan Kerajaan Raksasa penguasa Nusantara yaitu Majapahit.

Pada masa pendudukan Kolonialis Belanda di Negeri kita, Budi Suci sering bergabung dengan pasukan-pasukan yang dipimpin oleh guru-guru Thoriqoh dan kyai-kyai pesantren untuk berperan aktif melawan penjajah, salah satunya adalah pada tanggal 19 Juli 1825 Warga pencak Budi Suci dan perguruan Silat yang lain, serta sejumlah kelompok pasukan Rakyat, bersama –sama bergabung dalam pasukan yang bernama RESIMEN JAWA (mayoritas Muslim), RESIMEN BUGIS dan MAKASAR (banyak yang Kristen) yang di komandani Daeng Marewa, RESIMEN KLUNGKUNG BALI (semuanya beragama Hindu). Dan Semua resimen maju di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro untuk melawan Penjajah Belanda.

Lambat laun Pencak Budi Suci semakin dikenal oleh masyarakat luas, namun dari pertama berdiri, Budi Suci tidak memakai atau membuat lambang tertentu, kami tidak tahu alasan yang jelas “mengapa Budi Suci tidak membuat lambang perguruan?”, mungkin saja sebab Budi Suci sering bernaung dibawah komando pasukan kerajaan, jadi lambangnya mengikuti Panji-panji Kerajaan.

Hingga akhirnya pada era perjuangan dan era kemerdekaan Indonesia, beberapa lulusan atau warga – warga terbaik Pencak Budi Suci yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia bahkan sampai keluar negeri, mencoba mengembangkan Jurus-jurus Budi Suci dan membuat atau merangkai lambang pencak Budi Suci, bahkan terkadang ada yang menambah dan merubah nama Budi Suci dengan nama yang lain, contohnya ada yang namanya “Budi Suci Internasional”, “Berkah Budi Suci” , dll; dengan lambang yang berbeda-beda pula, namun sebagian besar jurus-jurusnya tetap sama seperti pertama kali berdiri, hanya saja ada beberapa jurus yang mengalami perkembangan, ini semata karena memang pencak silat adalah BUDAYA BANGSA yang terus mengalami perkembangan dan tidak bisa dibatasi
perkembangannya. 

B.       SEJARAH PERGURUAN BUDHI SUCI DI KAB. TANJUNG JABUNG BARAT

Diawali dari seorang Pak Bajan beliau melakukan sanyembara dengan isi sanyembaranya “barang siapa saja yang bisa memotong rambut nya, maka jikalau dia seorang laki-laki akan di berangkatkan ketanah Suci Makkah bersamanya dan jika seorang wanita maka akan di jadikan istrinya. Selama perjalanan sanyembaranya tak seorangpun yang mampu memotong rambut Pak Bajan hingga Pak Bajan berjalan dan terus berjalan mengelilingi Kota ke kota sampai ke daerah Banten langkah Pak Bajan terhenti di padepokan Siti Fatimah Seorang Guru Silat. Siti fatimah adalah seorang Pendekar guru Silat. Pada saat itu juga Ibu Siti Fatimah sedang melakukan sanyembara yang dalam sanyembaranya “Barang siapa yang bisa menyentuh tubuh Siti Fatimah dengan tangannya yang di olesi arang maka akan di jadikan suaminya. kemudian Pak Bajan dan Ibu Siti Fatimah bertarung dengan sengit, lalu tanpa disadari rambut Pak Bajan terputus oleh golok Ibu Siti Fatimah dan sanyembara pun terhenti karena salah satu sanyembara sudah terpenuhi dan pak Bajan menepati janjinya untuk  menikahi Ibu Siti Fatimah. Selanjutnya setelah menikah Pak Bajan dan Siti Fatimah menciptakan perguruan silat yang di beri nama perguruan pencak silat Budhi Suci yang bermakna semuanya dari niat dan gerak yang suci. Gerakan dan jurus silatnya diciptakan oleh Ibu Siti Fatimah sedangkan amalannya dari Pak Bajan yang sebelumnya disebut juga dengan amalan Dua Kalimah Sodo (Dua Kalimah Syahadat). Kemudian Pak Bajan meneruskan Ilmu Silat Budhi Suci kepada muridnya yang bernama Kyai Sidik yang selanjutnya menyebar luaskan ke seluruh nusantara, Singapura dan Malaysia setelah perang kemerdekaan, diantara penyebarannya diwilayah Nusantara antara lain yaitu:

Tahun 1950 mulailah perjalanan panjang Kyai Sidiq ke daerah Indramayu, Cirebon, dan Banten.
Tahun 1952 di Pulau Seribu yang dilanjutkan di Jakarta tahun 1954.
Tahun 1957 di Teluk Bangka,
Tahun 1962 di Tanjung Pinang
Tahun 1969 mengajar di Medan.
Tahun 1970 di Banyuwangi,
Tahun 1971 di Palembang yang dilanjutkan ke Semarang dan Rembang
Tahun 1972. Pada tahun 1973 di Sidoarjo, Probolinggo dan Blitar,
Tahun 1974 di Surabaya,
Tahun 1975 di Singapura,
Tahun 1976 di Malaysia dan Sumatra Selatan,
Tahun 1977 di Bandar Lampung dan
Tahun 1978 di Bali.   

Bapak  Rohimin (Mbah Min/Bone) kelahiran Sei. Gebar pada tanggal 13 Mei 1950. Semasa mudanya selalu hidup dalam perantauan dan mencari ilmu, yaitu Ilmu yang sejati  dan terhentilah pencariannya Bpk Rohimin setelah Belajar Ilmu Budhi Suci ini yaitu sekitar tahun 1970 di Enok Dalam Provinsi Riau. Bapak Rohimin berguru dan Berbai’at dengan Mbah Tenun Kelahiran Cokro Menggalan. Pasar Legi, Ponorogo  Prop. Jawa Timur pada tanggal, 18 Juli 1931.  Pak  Tenun  berguru dan berbai’at dengan  Kyai. Sidiq sekitar  tahun 1962 di Kabupaten Tanjung Pinang  Provinsi  Riau. Pada waktu  itu Kyai Sidiq sedang mengajar Pencak Silat Budhi Suci di Markas Militer Angkatan Laut (KKO). Kemudian Bapak Rohimin ke Sungai gebar dan membuka Membuka perguruan pencak silat pada tahun 1983, selanjutnya pada tahun 1985 Baapak Rohimin pindah ke Kuala Tungkal dan membuka Perguruan Pencak Silat pada tahun 1986 di Jalan Jendral. Sudirman Kec. Tungkal Ilir Kab. Tanjung Jabung Barat pada tahun 1990 Bapak Rohimin mendapat ijazah Wejang dari Bapak Tenun dan murid satu2nya yg mewarisi Ilmu Budhi Suci pada tahun 1990 pula Bapak Rohimin melakukan Wejang/pengesahan warga baru Angkatan pertama Budhi Suci di seputaran wilayah Kuala Tungkal dll hingga sekarang. 

C.   INI LAH SILSILAH PERGURUAN PENCAK SILAT BUDHI SUCI  KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 

1. Bapak Rohimin Berguru dan di ijazahi oleh Pak Tenun
2. Bapak Tenun Berguru dan di ijazahi oleh Kyai Sidiq
3. Kyai Sidiq Berguru dan di ijazahi oleh Pak Bajan
4. Ibu Fatimah 
5. Bpk. Bajan 

                                                                                          Kuala Tungkal, 11 Oktober  2015                                       

GURU BESAR/DEWAN  PENGESAH
PERGURUAN  PENCAK  SILAT  BUDHI SUCI
KAB. TANJUNG JABUNG BARAT

 

R O H I M I N